Senin, 05 Maret 2012

mitos gerhana bulan


MITOS GERHANA BULAN
          Hampir semua orang di belahan bumi ini tidak  asing dengan kata gerhana bulan. Menurut mereka itu bukanlah hal yang aneh ditelinga  mereka. Disetiap kemunculannya selalu mengundang keinginan orang-orang untuk dapat melihat langsung fenomena alam yang satu ini.
         
             Menurut penelitian para ilmuan, gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.Gerhana bulan ada beberapa macam. Sebagaimana kita ketahui gerhana bulan ada empat macam,  yaitu: gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, gerhana bulan penumbral penuh, dan yang terakhir ada gerhana bulan penumbral sebagian. Perbedaan jenis-jenis gerhana bulan tersebut terletak pada bayangan Bumi mana yang jatuh ke permukaan Bulan saat fase maksimum gerhana terjadi. Pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat. Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Gerhana bulan total tersebut dapat dinikmati sekitar 1 jam 40 menit, sedangkan fase umbra yaitu parsial – total dapat dinikmati selama 3 jam lebih. Seperti yang diketahui di Jakarta pernah terjadi gerhana bulan total. Menurut masyarakat, pada saat gerhana bulan berakhir langit terlihat lebih cerah. Cerahnya langit membuat bulan terlihat lebih indah dengan warna kemerahan serta berukuran cukup besar.
          Meskipun telah dijelaskan melalui penelitian, sebagian masyarakat masih percaya terhadap mitos-mitos yang beredar tentang gerhana bulan. Mereka sering mengkaitkan terjadinya fenomena gerhana bulan dengan adanya batara (raksasa) yang melahap sang bulan dan untuk menakut-nakuti sang batara banyak orang orang yang memukul lesung hal itu bertujuan agar sang batara memuntahkan kembali sang bulan seperti semula. Selain mitos tersebut ada juga mitos yang menyebutkan bahwa ketika terjadi gerhana bulan para ibu hamil diwajibkan untuk sembunyi di kolong tempat tidur, konon hal itu dilakukan agar janin yang dikangungnya tidak hialang (dimakan sang batara) . Selain itu ada mitos juga yang menyebutkan jika sedang terjadi gerhana bulan bagi yang ingin cepet tinggi mesti lompat-lompat dan bergantungan di pintu supaya kita bisa cepet tinggi.
            Selain di Indonesia, di negara lain pun memiliki mitos tersendiri tentang gerhana  bulan. Di China, orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Sampai abad ke 19, orang China biasa membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga. Sementara, suku Indian juga percaya bahwa seekor naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga dengan berendam sampai setengah leher.Di negeri matahari terbit, Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun,  mereka menutupi sumur-sumur mereka.Mitos gerhana juga menyebar ke Eropa. Dikabarkan, Raja Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut. Ada lagi cerita menarik soal gerhana bulan. Cerita ini melibatkan sang penemu Benua Amerika, Columbus. Saat itu, perbekalan pasukan Columbus makin menipis, penduduk lokal enggan membagi bahan makanan milik mereka. Dengan berbekal almanak buatan Regiomontanus, Columbus mengetahu bahwa pada 29 Februari 1504 akan terjadi gerhana bulan total.Kepada pemimpin lokal, dia mengatakan bahwa Tuhan marah pada masyarakat lokal karena mereka tak mau memberikan bahan makanan mereka. Caranya, dengan melenyapkan bulan. Benar saja, bulan lenyap dari langit. Beberapa saat kemudian, bulan muncul dengan bentuknya yang mengerikan, merah seperti darah. Penduduk asli pun ketakutan dan menganggap apa yang dikatakan Columbus terbukti. Dari segala arah, penduduk mendatangi kapal Columbus, menyembah-nyembah, dan mempersembahkan bahan makanan, dengan harapan Tuhan tak lagi marah dan mengembalikan kondisi bulan.
          Nah sekarang terserah anda. Masihkah anda percaya akan mitos-mitos tersebut? Percaya atau tidak, yang terpenting kita harus mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Fenomena gerhana bulan ini hanya satu dari begitu banyaknya ciptaan-Nya, yang menyadarkan kita betapa agungnya Tuhan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar